Ratusan orang menggelar aksi di depan Markas Polda Jawa Tengah pada Selasa, menandai 100 hari kematian Gilang Endi Saputra atau Gamma, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Gamma meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS pada Oktober tahun lalu.
Massa aksi yang terdiri dari keluarga, teman, dan aktivis mahasiswa ini menyanyikan lagu "Bayar Bayar Bayar" yang dipopulerkan grup band Efek Rumah Kaca. Lagu tersebut dianggap mewakili tuntutan mereka agar para pelaku yang menyebabkan kematian Gamma bertanggung jawab dan dihukum seadil-adilnya.
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan keluarga dan rekan-rekan Gamma terhadap proses hukum yang berjalan. Mereka merasa kasus ini berjalan lambat dan menuntut polisi untuk mengusut tuntas kasus kematian Gamma. Keluarga berharap agar semua pihak yang terlibat dalam Diklatsar Menwa yang menyebabkan kematian Gamma dapat diadili dan dihukum sesuai dengan perbuatannya.
Mereka membawa spanduk dan poster bertuliskan tuntutan keadilan bagi Gamma. Beberapa di antaranya bertuliskan "100 Hari Gamma, Usut Tuntas", "Hukum Para Pelaku", dan "Keadilan untuk Gamma".
Pihak keluarga Gamma juga menyampaikan harapan mereka agar kasus serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. Mereka menginginkan adanya evaluasi dan perbaikan dalam sistem pendidikan dan pelatihan di lingkungan kampus, khususnya di kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan risiko bagi keselamatan mahasiswa.
