Abrasi di pesisir Semarang-Demak semakin mengkhawatirkan. Daratan yang terus terkikis membuat wilayah pesisir semakin menyempit, bahkan di beberapa titik, tanah telah sepenuhnya musnah. Kondisi ini mengancam mata pencaharian nelayan yang bergantung pada laut.
Para nelayan mengungkapkan kesulitan mereka untuk melaut. Selain daratan yang hilang, pendangkalan muara sungai juga menjadi kendala serius. Kapal-kapal nelayan sulit untuk keluar masuk, terutama saat air surut. Hal ini memaksa nelayan untuk menunggu air pasang, yang tentu saja mengurangi waktu dan produktivitas mereka.
Kecemasan nelayan semakin bertambah karena mereka merasa terancam kehilangan sumber penghasilan. Jika kondisi ini terus berlanjut, mereka khawatir tidak bisa lagi melaut dan mencari nafkah untuk keluarga.
Mereka berharap pemerintah segera memberikan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan abrasi dan pendangkalan ini. Beberapa usulan yang disampaikan antara lain pembangunan tanggul laut, pengerukan muara sungai, dan program penghijauan di wilayah pesisir.
Kondisi memprihatinkan ini membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Penanganan yang terpadu dan berkelanjutan sangat penting untuk melindungi masyarakat pesisir dan kelestarian lingkungan.

Kategori: bencana alam, ekonomi, lingkungan, maritim, sosial
Tag:abrasi, bencana alam, cuaca ekstrem, demak, jateng, lingkungan, mata pencaharian, nelayan, pendangkalan, perubahan iklim, pesisir, rob, semarang, tanah musnah