Seorang jurnalis media online diduga menjadi korban pemukulan oleh ajudan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Kota Semarang, Jawa Tengah. Insiden ini terjadi ketika jurnalis tersebut sedang meliput aksi demonstrasi mahasiswa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Selasa, 27 September 2022.
Korban diketahui mengalami luka di bagian pelipis kiri akibat pukulan tersebut. Kejadian bermula saat korban sedang mengambil gambar aksi demonstrasi di depan Mapolda Jawa Tengah. Saat itu, rombongan Kapolri tiba di lokasi dan ajudan Kapolri disebut memukul jurnalis tersebut.
Insiden ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi pers dan aktivis HAM. Mereka mendesak agar kasus ini diusut tuntas dan pelaku diberikan sanksi yang tegas. Kekerasan terhadap jurnalis dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap kebebasan pers dan demokrasi.
Pihak kepolisian berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan bahwa pihaknya akan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Ia juga mengimbau semua pihak untuk menghormati kerja jurnalis dan tidak melakukan tindakan kekerasan.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang mendesak agar Kapolri bertanggung jawab atas tindakan ajudannya dan memberikan sanksi yang setimpal. Ia juga meminta agar kepolisian menjamin keamanan dan keselamatan jurnalis dalam menjalankan tugasnya.
Kasus pemukulan jurnalis ini menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia. Banyak pihak berharap agar kasus ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan perlindungan dan keamanan bagi jurnalis dalam menjalankan tugasnya.
