Semarang - Suasana khidmat menyelimuti Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Pecinan Semarang, saat ratusan warga Tionghoa berkumpul untuk merayakan Imlek. Perayaan diawali dengan ritual doa dan tradisi unik "ketok pintu kelenteng" yang menandai dibukanya kelenteng untuk umum.
Tradisi ketok pintu dilakukan oleh seorang pengurus kelenteng dengan mengetuk pintu kelenteng sebanyak tiga kali. Ketukan ini melambangkan dibukanya kelenteng dan menjadi simbol dimulainya perayaan Imlek. Setelah pintu dibuka, warga bergantian masuk untuk melakukan sembahyang dan memanjatkan doa untuk memohon keberuntungan di tahun baru.
Prosesi ini menjadi momen yang penting bagi warga Tionghoa di Semarang. Mereka percaya bahwa dengan mengikuti ritual dan sembahyang di kelenteng, mereka akan mendapatkan berkah dan keberuntungan di tahun yang baru. Kelenteng Tay Kak Sie sendiri merupakan salah satu kelenteng tertua di Semarang dan menjadi pusat perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa di kota tersebut.
Ratusan warga yang hadir tampak khusyuk dalam menjalankan ibadah. Mereka membawa dupa dan persembahan lainnya sebagai bentuk penghormatan. Selain sembahyang, warga juga saling mengucapkan selamat tahun baru Imlek dan berbagi angpao. Suasana perayaan Imlek di Pecinan Semarang terasa begitu meriah dan penuh suka cita.
Perayaan Imlek di Kelenteng Tay Kak Sie tidak hanya menjadi ajang untuk beribadah, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Tionghoa. Tradisi dan budaya yang diwariskan secara turun temurun tetap terjaga dan dilestarikan hingga saat ini.

Kategori: agama, budaya, jawa tengah, perayaan, religi, semarang
Tag:budaya, doa, imlek, jawa tengah, kelenteng, ketok pintu, pecinan, perayaan, semarang, tahun baru imlek, tradisi