Semarang kembali semarak dengan tradisi Dugderan yang menandai dimulainya bulan suci Ramadhan 2025. Ribuan warga dari berbagai penjuru kota tumpah ruah memadati jalan-jalan protokol untuk menyaksikan pawai budaya dan berbagai pertunjukan kesenian.
Dugderan merupakan tradisi turun temurun masyarakat Semarang yang telah ada sejak zaman dahulu. Acara ini menjadi momen yang dinantikan setiap tahunnya, sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Pawai Dugderan menampilkan beragam atraksi menarik, mulai dari gunungan hasil bumi, berbagai kesenian tradisional, hingga penampilan drumband. Warga tampak antusias menyaksikan iring-iringan pawai yang meriah dan penuh warna.
Suasana semakin meriah dengan hadirnya Warak Ngendog, ikon khas Dugderan yang merupakan perpaduan antara buraq, naga, dan gajah. Kehadiran Warak Ngendog menjadi daya tarik tersendiri bagi warga yang ingin mengabadikan momen tersebut.
Selain pawai, berbagai kegiatan lain juga turut memeriahkan Dugderan, seperti pasar malam dan pameran kuliner. Hal ini semakin menambah semarak suasana dan memberikan kesempatan bagi warga untuk menikmati berbagai sajian khas Ramadhan.
Dugderan tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga menjadi simbol kerukunan dan kebersamaan antar warga. Melalui tradisi ini, masyarakat Semarang dapat mempererat tali silaturahmi dan memperkokoh persatuan.
