Dugderan merupakan tradisi turun temurun masyarakat Semarang dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Acara ini menjadi momen yang dinantikan, menandai dimulainya bulan penuh berkah dan ampunan.
Kemeriahan Dugderan terasa dari pawai yang menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya. Salah satu ikon yang paling mencolok adalah Warak Ngendog, makhluk mitologi perpaduan beberapa hewan yang menjadi simbol kerukunan umat beragama di Semarang.
Warak Ngendog diarak keliling kota, diikuti oleh rombongan drumband, penari, dan berbagai pertunjukan kesenian lainnya. Suasana semakin semarak dengan hadirnya para pedagang yang menjajakan aneka makanan dan minuman khas Semarang.
Masyarakat Semarang dari berbagai kalangan tumpah ruah memadati jalanan untuk menyaksikan kemeriahan Dugderan. Tradisi ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi wujud syukur dan kegembiraan dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Dugderan juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga. Semangat kebersamaan dan toleransi tercermin dalam setiap rangkaian acara. Tradisi ini diharapkan terus dilestarikan sebagai warisan budaya yang berharga.
