Semarang, ibu kota Jawa Tengah, sedang mengalami transformasi yang signifikan di bawah kepemimpinan Hevearita Gunaryanti Rahayu. Dikenal dengan pendekatannya yang membumi, Mbak Ita, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya kearifan lokal dan prinsip keberlanjutan dalam setiap program pembangunan kota.
Visi Mbak Ita adalah menciptakan Semarang yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga lestari secara lingkungan dan berakar pada budaya lokal. Hal ini tercermin dalam berbagai inisiatif yang dijalankan, mulai dari pelestarian kawasan cagar budaya hingga pengembangan infrastruktur ramah lingkungan.
Salah satu contoh nyata adalah upaya revitalisasi Kota Lama Semarang. Kawasan bersejarah ini dihidupkan kembali dengan tetap mempertahankan nilai-nilai arsitektur dan sejarahnya. Program ini tidak hanya bertujuan untuk menarik wisatawan, tetapi juga untuk memperkuat identitas budaya Kota Semarang.
Selain itu, Mbak Ita juga mendorong penerapan prinsip keberlanjutan dalam pembangunan infrastruktur. Program penghijauan, pengelolaan sampah yang terintegrasi, dan pengembangan transportasi publik yang ramah lingkungan menjadi prioritas untuk menciptakan kota yang lebih sehat dan nyaman bagi warganya.
Pendekatan yang diambil oleh Mbak Ita menunjukkan komitmennya untuk membangun Semarang yang berkelanjutan. Dengan memadukan kearifan lokal dan prinsip-prinsip modern, ia berupaya menciptakan kota yang tidak hanya maju, tetapi juga berwawasan lingkungan dan berbudaya.
Kepemimpinan Mbak Ita diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam pembangunan. Dengan mengutamakan kearifan lokal dan keberlanjutan, kota-kota di Indonesia dapat berkembang pesat tanpa mengorbankan lingkungan dan identitas budayanya.
