Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, angkat bicara terkait kasus dugaan pemerasan yang dilakukan oknum anggota kepolisian terhadap seorang pelajar di Semarang. Haedar menegaskan perlunya tindakan nyata dan transparan dari kepolisian untuk menangani kasus ini. Menurutnya, hal tersebut penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat yang mulai merosot terhadap institusi Polri.
Haedar menyampaikan keprihatinannya atas kejadian ini. Ia menilai, tindakan oknum polisi tersebut sangat disayangkan dan mencederai citra kepolisian. Ia menekankan bahwa kasus ini harus diusut tuntas dan pelaku harus diproses sesuai hukum yang berlaku.
Lebih lanjut, Haedar mendesak agar kepolisian segera melakukan evaluasi internal untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang. Ia mengajak semua pihak, termasuk masyarakat, untuk turut serta mengawasi kinerja kepolisian agar tetap profesional dan akuntabel.
Kasus ini bermula dari laporan seorang pelajar yang mengaku diperas oleh oknum polisi setelah terlibat kecelakaan lalu lintas. Pelajar tersebut mengaku diminta sejumlah uang agar kasusnya tidak diproses. Kasus ini kemudian viral di media sosial dan menuai kecaman publik. Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah telah turun tangan untuk menyelidiki kasus ini.
Haedar berharap kasus ini dapat menjadi momentum bagi kepolisian untuk berbenah diri dan meningkatkan kinerjanya. Ia mengingatkan bahwa kepercayaan publik merupakan aset penting yang harus dijaga oleh setiap institusi, termasuk kepolisian.

Kategori: hukum, kepolisian, kriminal, sosial
Tag:hukum, kepercayaan publik, kepolisian, kriminalitas, muhammadiyah, Pelajar, pelanggaran hukum, pemerasan, polisi, propam, reformasi kepolisian, semarang, tindakan tegas, transparansi