Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, akan mengakhiri masa jabatannya pada September 2024. Menjelang akhir masa jabatannya, Mbak Ita menyadari masih ada pekerjaan rumah yang belum terselesaikan, khususnya terkait penanganan banjir di Kota Semarang.
Persoalan banjir memang menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Semarang. Topografi wilayah yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan, serta sistem drainase yang belum optimal menjadi faktor penyebab terjadinya banjir di berbagai titik.
Mbak Ita menyadari kompleksitas permasalahan banjir ini. Berbagai upaya telah dilakukan selama masa kepemimpinannya, mulai dari normalisasi sungai, pembangunan drainase, hingga pengerukan sedimentasi. Namun, ia mengakui bahwa upaya tersebut belum sepenuhnya mampu mengatasi persoalan banjir secara tuntas.
Oleh karena itu, Mbak Ita menitipkan penyelesaian permasalahan banjir ini kepada kepala daerah selanjutnya yang akan terpilih melalui Pilkada Kota Semarang. Ia berharap program-program penanganan banjir dapat dilanjutkan dan disempurnakan oleh pemimpin berikutnya.
Mbak Ita juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi banjir. Partisipasi aktif masyarakat, seperti menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan, sangat dibutuhkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menangani banjir.
Selain itu, Mbak Ita juga berharap agar kepala daerah selanjutnya dapat lebih inovatif dalam mencari solusi penanganan banjir. Penggunaan teknologi dan pendekatan terpadu lintas sektoral diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih efektif dalam mengatasi permasalahan banjir di Kota Semarang.
Penanganan banjir merupakan pekerjaan berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak. Mbak Ita berharap agar pemimpin Kota Semarang selanjutnya dapat meneruskan dan meningkatkan program-program penanganan banjir yang telah dilakukan, sehingga Kota Semarang dapat terbebas dari ancaman banjir di masa mendatang.
Mbak Ita menyadari bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Namun, ia optimis bahwa dengan kerja keras dan dukungan dari seluruh pihak, Kota Semarang akan semakin maju dan berkembang.
Keberlanjutan program penanganan banjir menjadi krusial bagi masa depan Kota Semarang. Masyarakat tentu berharap agar pemimpin selanjutnya dapat menjadikan hal ini sebagai prioritas utama dalam pembangunan kota.
Permasalahan banjir bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga Kota Semarang. Dengan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan upaya penanganan banjir dapat berjalan lebih efektif dan memberikan hasil yang optimal.
Mbak Ita pun berharap agar pemimpin selanjutnya dapat menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi dan keluhan warga terkait permasalahan banjir, serta melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait penanganan banjir.
Dengan demikian, diharapkan penanganan banjir di Kota Semarang dapat dilakukan secara lebih komprehensif dan berkelanjutan, sehingga Kota Semarang dapat menjadi kota yang lebih tangguh dan aman dari ancaman banjir.
Mbak Ita meyakini bahwa pemimpin Kota Semarang yang akan datang mampu membawa perubahan yang lebih baik dalam penanganan banjir, dan mewujudkan Kota Semarang yang bebas banjir.
