Seorang oknum anggota TNI berinisial Pratu RW (27) terlibat dalam insiden penusukan terhadap seorang warga sipil berinisial IS (27) di sebuah acara hajatan di Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (11/1/2025) malam ini mengakibatkan korban mengalami luka tusuk di bagian perut.
Menurut keterangan saksi, kejadian bermula saat Pratu RW, yang bertugas di Yon Arhanud 15/DBY Semarang, datang ke acara hajatan dalam kondisi mabuk. Di lokasi hajatan, terjadi perselisihan antara Pratu RW dengan sejumlah tamu undangan lainnya, termasuk korban.
Perselisihan tersebut diduga dipicu oleh perilaku Pratu RW yang dianggap mengganggu jalannya acara. Saksi mata menyebutkan bahwa Pratu RW sempat berteriak-teriak dan membuat keributan. Puncaknya, terjadi perkelahian antara Pratu RW dengan korban dan beberapa tamu lainnya.
Dalam perkelahian tersebut, Pratu RW mengeluarkan senjata tajam dan menusuk korban di bagian perut. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, Pratu RW diamankan oleh warga dan kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian.
Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Widi Prasetijono, langsung bereaksi keras atas insiden ini. Ia memerintahkan agar kasus ini diusut tuntas dan pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku. Pangdam juga menekankan bahwa tidak ada toleransi bagi anggota TNI yang melakukan tindakan kriminal.
Pangdam IV/Diponegoro menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban dan masyarakat atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa TNI akan bertanggung jawab penuh atas tindakan anggotanya. Selain itu, Pangdam juga berjanji akan melakukan evaluasi internal untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Kasus ini kini ditangani oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/5 Semarang. Pratu RW telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Pihak Denpom IV/5 Semarang juga tengah mendalami motif penusukan dan mengumpulkan bukti-bukti terkait kejadian ini.
Insiden penusukan ini menimbulkan keprihatinan di masyarakat. Banyak pihak yang menyayangkan tindakan oknum TNI tersebut. Kejadian ini juga menjadi sorotan publik terkait disiplin dan pengawasan terhadap anggota TNI.
Kondisi korban saat ini dilaporkan mulai membaik pasca operasi. Pihak keluarga korban berharap agar pelaku dihukum setimpal atas perbuatannya. Mereka juga berharap agar TNI dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengendalian diri dan kepatuhan terhadap hukum bagi setiap individu, termasuk anggota TNI. Tindakan kekerasan tidak dibenarkan dalam bentuk apapun dan harus diproses sesuai hukum yang berlaku. TNI juga diharapkan dapat memperketat pengawasan terhadap anggotanya agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Insiden ini juga menunjukkan pentingnya sinergi antara TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Kerja sama yang baik antara kedua institusi ini sangat diperlukan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi seluruh warga negara.
Kasus ini masih dalam proses penyidikan lebih lanjut. Publik menantikan hasil investigasi yang transparan dan akuntabel dari pihak berwenang. Keadilan bagi korban dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku menjadi harapan utama dalam kasus ini.

Kategori: hukum, jawa tengah, kriminal, militer, peristiwa
Tag:hajatan, hukum, jawa tengah, kriminal, kriminalitas, mabuk, militer, pangdam, pangdam iv/diponogoro, penganiayaan, penusukan, pesta, pesta pernikahan, semarang, tamu undangan, tentara, tni