Para pedagang daging di Pasar Johar Semarang mengeluhkan kondisi pasar yang sepi. Mereka mengaku omzet penjualan menurun drastis. Keluhan ini disampaikan kepada Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat mengunjungi Pasar Johar.
Menanggapi keluhan tersebut, Hevearita menyebut bahwa kondisi ekonomi yang lesu menjadi salah satu faktor penyebabnya. Menurutnya, daya beli masyarakat menurun sehingga berdampak pada penjualan di pasar tradisional. "Kondisi ekonomi kita sedang lesu, daya beli masyarakat juga turun. Ini berpengaruh pada semua sektor, termasuk pasar tradisional," ujarnya.
Selain faktor ekonomi, Hevearita juga menyoroti perubahan gaya hidup masyarakat. Saat ini, banyak masyarakat yang lebih memilih berbelanja di supermarket atau platform online karena dianggap lebih praktis. "Sekarang orang lebih suka belanja di supermarket atau online. Ini juga menjadi tantangan bagi pasar tradisional," tambahnya.
Wali Kota berharap agar para pedagang dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut. Ia mendorong para pedagang untuk memanfaatkan teknologi, misalnya dengan berjualan secara online. "Kita harus beradaptasi. Pedagang bisa mulai mencoba berjualan online agar bisa menjangkau lebih banyak pembeli," katanya.
Pemerintah Kota Semarang sendiri terus berupaya untuk meningkatkan daya tarik Pasar Johar. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari revitalisasi pasar hingga promosi. "Kami terus berupaya untuk menghidupkan kembali Pasar Johar. Semoga kondisi pasar bisa segera pulih dan para pedagang bisa kembali berjualan dengan lancar," pungkasnya.
