Semarang – Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) SSB (Sedulur Sak Baglog) yang berlokasi di Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang menerima pendampingan dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Semarang (USM) terkait pengelolaan bank sampah. Pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan operasional bank sampah dalam mengelola sampah dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Bank sampah SSB menghadapi beberapa kendala dalam operasionalnya. Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang pemilahan sampah. Hal ini menyebabkan banyak sampah yang seharusnya dapat didaur ulang justru terbuang percuma. Selain itu, pencatatan transaksi dan pengelolaan keuangan bank sampah masih dilakukan secara manual, sehingga kurang efisien dan rentan terhadap kesalahan.
Tim PKM USM yang terdiri dari dosen dan mahasiswa memberikan solusi berupa pelatihan dan pendampingan kepada pengelola bank sampah SSB. Pelatihan tersebut mencakup materi pemilahan sampah, teknik pengolahan sampah organik dan anorganik, serta manajemen keuangan bank sampah. Selain itu, tim PKM juga memperkenalkan sistem pencatatan digital yang lebih modern dan efisien.
Sistem pencatatan digital yang diperkenalkan oleh Tim PKM USM diharapkan dapat mempermudah pengelolaan administrasi dan keuangan bank sampah. Dengan sistem ini, pencatatan transaksi menjadi lebih akurat, transparan, dan mudah diakses. Selain itu, sistem ini juga dapat menghasilkan laporan keuangan yang komprehensif, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Implementasi sistem pencatatan digital juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan bank sampah. Dengan adanya sistem yang transparan dan akuntabel, masyarakat akan lebih percaya dan termotivasi untuk memilah dan menyetorkan sampah ke bank sampah. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan volume sampah yang terkelola dan pengurangan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selain memberikan pelatihan dan pendampingan, Tim PKM USM juga membantu dalam hal pemasaran produk hasil daur ulang bank sampah. Produk-produk tersebut antara lain pupuk kompos dari sampah organik dan kerajinan tangan dari sampah anorganik. Dengan adanya pemasaran yang lebih efektif, diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi dari produk daur ulang dan memberikan tambahan pendapatan bagi anggota bank sampah.
Melalui pendampingan yang diberikan oleh Tim PKM USM, diharapkan bank sampah SSB dapat beroperasi secara lebih efektif dan berkelanjutan. Peningkatan kapasitas pengelola bank sampah dalam hal pemilahan sampah, pengelolaan keuangan, dan pemasaran produk daur ulang akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan program pendampingan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi bank sampah lain di Kota Semarang dan sekitarnya. Dengan adanya replikasi program ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan sampah dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan adanya kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat, diharapkan dapat tercipta solusi inovatif dan berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan sampah.
Pendampingan dari Tim PKM USM ini merupakan wujud nyata dari pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat. Diharapkan program ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat dan berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Keberadaan bank sampah memiliki peran penting dalam mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA. Dengan adanya bank sampah, sampah dapat dikelola dan dimanfaatkan kembali, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Masyarakat diharapkan dapat lebih aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah. Dengan memilah sampah dan menyetorkannya ke bank sampah, masyarakat turut berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
