Para petani di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, merasakan manfaat positif dari program padi biosalin yang diinisiasi oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau yang akrab disapa Mbak Ita. Program ini dinilai telah berhasil meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya produksi.
Salah satu petani, Sumarno, mengaku hasil panennya meningkat signifikan setelah mengikuti program biosalin. Sebelumnya, ia hanya bisa memanen sekitar 7 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. Setelah menggunakan pupuk biosalin, hasil panennya naik menjadi 9 ton GKP per hektare. Kenaikan hasil panen ini tentu saja berdampak positif pada peningkatan pendapatannya.
Selain peningkatan hasil panen, Sumarno juga merasakan penghematan biaya produksi. Dengan menggunakan pupuk biosalin, ia tidak perlu lagi membeli pupuk kimia dalam jumlah banyak. Hal ini secara otomatis mengurangi pengeluarannya untuk biaya produksi.
Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur, Ngatijan, menambahkan bahwa program padi biosalin ini sangat membantu para petani. Ia berharap program ini dapat terus berlanjut dan diperluas cakupannya agar lebih banyak petani yang merasakan manfaatnya. Keberhasilan program ini juga diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan petani di Kota Semarang.
Para petani berharap Pemerintah Kota Semarang dapat terus memberikan dukungan dan pendampingan agar program padi biosalin ini dapat berjalan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi para petani.

Kategori: berita, ekonomi, pertanian
Tag:biaya produksi, biosalin, kesejahteraan petani, padi, padi biosalin, panen, pertanian, petani, produktivitas, semarang