Bulan Ramadan di Semarang dipenuhi dengan semarak kegiatan positif yang memperkuat jalinan silaturahmi dan kebersamaan antarwarga. Salah satu tradisi yang menjadi sorotan adalah "Tarling", sebuah akronim dari "Tadarusan Keliling".
Tarling menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkumpul, membaca Al-Quran bersama, dan berbagi cerita. Kegiatan ini biasanya dilakukan di masjid, musala, atau bahkan di rumah-rumah warga secara bergantian. Suasana hangat dan akrab tercipta dalam momen-momen Tarling ini, mempererat ikatan persaudaraan di antara mereka.
Selain Tarling, tradisi silaturahmi juga semakin menguat di bulan Ramadan. Masyarakat saling berkunjung ke rumah sanak saudara dan tetangga untuk mempererat hubungan. Momen ini juga menjadi kesempatan untuk saling bermaafan dan berbagi kebahagiaan.
Antusiasme masyarakat Semarang dalam menyambut dan menjalani ibadah puasa juga tercermin dari berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Masjid-masjid ramai dikunjungi jamaah untuk melaksanakan salat tarawih berjamaah, mendengarkan ceramah agama, dan mengikuti kajian-kajian Islam.
Semangat Ramadan di Semarang tahun ini membawa pesan positif tentang pentingnya kebersamaan, berbagi, dan memperkuat ukhuwah islamiyah. Tradisi-tradisi yang hidup di masyarakat menjadi bukti nyata bahwa bulan suci ini bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan keimanan.
