Kembali hadir, kemeriahan Karnaval Dugderan menyemarakkan Kota Semarang dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1446 H. Ribuan warga tumpah ruah di jalan-jalan protokol untuk menyaksikan kirab budaya dan arak-arakan yang menjadi ciri khas acara tahunan ini.
Warak Ngendog, ikon Dugderan, menjadi pusat perhatian dalam karnaval ini. Sosok mitologi perpaduan hewan darat, laut, dan udara ini diarak keliling kota, membawa suasana semarak dan gembira. Warak Ngendog melambangkan kerukunan dan keberagaman masyarakat Semarang.
Selain Warak Ngendog, karnaval juga menampilkan berbagai kesenian dan budaya lokal. Beragam pertunjukan seperti tari-tarian tradisional, drumband, dan barongsai ikut memeriahkan acara. Para peserta karnaval mengenakan kostum yang berwarna-warni dan menarik, menambah semarak suasana.
Karnaval Dugderan bukan sekadar perayaan, tetapi juga menjadi momen penting untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal. Acara ini menjadi ajang silaturahmi dan mempererat persaudaraan antar warga. Antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa Dugderan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Semarang.
Dengan adanya Dugderan, diharapkan dapat meningkatkan semangat masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Suasana gembira dan penuh kebersamaan dalam karnaval ini menjadi awal yang baik untuk memasuki bulan suci yang penuh berkah.