Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang, Jawa Tengah, sejak Sabtu (31/12/2022) hingga Minggu (1/1/2023) pagi, menyebabkan sejumlah wilayah tergenang banjir. Genangan air bervariasi, mulai dari selutut hingga sepinggang orang dewasa. Beberapa titik terparah terpantau di kawasan Simpang Lima, Tlogosari, dan Gayamsari.
Banjir di Simpang Lima, ikon Kota Semarang, membuat lalu lintas tersendat. Air menggenangi jalan raya di sekitar kawasan tersebut, menyebabkan kendaraan melaju dengan hati-hati. Beberapa pengendara sepeda motor memilih untuk memutar balik, menghindari risiko mogok.
Kawasan Tlogosari, yang merupakan daerah padat penduduk, juga mengalami banjir cukup parah. Air masuk ke rumah-rumah warga, memaksa mereka untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Perabotan rumah tangga pun terendam, menimbulkan kerugian materi yang tidak sedikit.
Sementara itu, di Gayamsari, banjir juga mengakibatkan aktivitas warga terganggu. Jalanan tergenang, membuat akses transportasi menjadi sulit. Beberapa warga terlihat berusaha menyelamatkan barang-barang berharga mereka dari genangan air.
Banjir ini diduga disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan drainase yang kurang memadai. Sistem drainase yang ada tidak mampu menampung debit air hujan yang begitu besar, sehingga air meluap ke jalan dan permukiman warga.
Pemerintah Kota Semarang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang telah melakukan upaya penanganan banjir. Petugas BPBD dikerahkan untuk membantu warga yang terdampak banjir, termasuk melakukan evakuasi dan distribusi bantuan logistik.
Selain itu, petugas juga melakukan pembersihan saluran air dan normalisasi sungai untuk mempercepat surutnya genangan air. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisir dampak banjir dan mencegah terjadinya banjir susulan.
Warga diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati, mengingat potensi hujan masih cukup tinggi. Mereka juga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan, agar tidak memperparah kondisi drainase.
Pemerintah Kota Semarang juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan informasi terkait banjir melalui media sosial dan saluran komunikasi resmi lainnya.
Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus melakukan pemantauan dan assessment terhadap dampak banjir. Data terkait jumlah korban dan kerugian materiil masih dalam proses pendataan.
Diharapkan, dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, dampak banjir dapat diminimalisir dan situasi dapat segera kembali normal.

Kategori: banjir, bencana alam, cuaca, jawa tengah, semarang
Tag:banjir, bencana alam, cuaca ekstrem, hujan, jawa tengah, semarang