Para santri di Pondok Pesantren Nailul Huda, Semarang, kini memiliki senyum yang lebih lebar. Mereka berhasil membudidayakan ikan lele di lahan sempit di pinggir kali. Usaha ini tak hanya memberikan tambahan penghasilan, tetapi juga menjadi pembelajaran berharga tentang kemandirian dan kewirausahaan.
Dengan memanfaatkan lahan yang terbatas, para santri membangun kolam-kolam terpal untuk budidaya lele. Mereka belajar tentang perawatan ikan, mulai dari pemberian pakan, menjaga kualitas air, hingga penanganan hama dan penyakit. Proses ini mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan tanggung jawab.
Hasilnya pun tak mengecewakan. Secara berkala, para santri dapat memanen lele dan menjualnya ke berbagai tempat, seperti pasar, warung makan, dan langsung ke masyarakat sekitar. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk keperluan pondok pesantren dan juga diberikan kepada para santri yang terlibat dalam budidaya.
Keberhasilan budidaya lele ini memberikan dampak positif bagi para santri. Mereka tidak hanya mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi juga keterampilan berwirausaha yang dapat diandalkan di masa depan. Selain itu, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian para santri.
Budidaya lele di Pondok Pesantren Nailul Huda ini menjadi contoh pemberdayaan yang inspiratif. Dengan kreativitas dan kerja keras, lahan sempit pun dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Kategori: ekonomi, kewirausahaan, pendidikan, perikanan, pertanian, sosial
Tag:budidaya lele, ekonomi, kemandirian, pemberdayaan, perikanan, pertanian, santri, semarang