Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Semarang menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Tengah. Mereka menuntut pencabutan Undang-Undang TNI yang baru disahkan karena dinilai kontroversial dan berpotensi merugikan masyarakat sipil.

Polisi memberikan klarifikasi terkait penangkapan peserta demonstrasi penolakan Undang-Undang TNI di Semarang. Mereka menjelaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan karena adanya dugaan pelanggaran hukum.

Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang berencana menggelar demonstrasi besar-besaran hari ini. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap pengesahan Undang-Undang yang dinilai kontroversial. Mereka akan menyampaikan aspirasi di depan gedung DPRD Jawa Tengah.

Ratusan driver ojol di Semarang menggelar aksi demo menolak kebijakan baru Grab, Akses Hemat, yang dinilai merugikan para mitra pengemudi. Mereka menuntut agar Grab meninjau ulang kebijakan tersebut dan berdialog dengan perwakilan driver untuk mencari solusi bersama. Aksi unjuk rasa ini menyebabkan kemacetan di sejumlah ruas jalan di Semarang.

Ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Semarang menggelar demonstrasi menuntut penghapusan layanan akses hemat. Mereka berpendapat layanan tersebut merugikan karena tarif yang terlalu rendah. Aksi unjuk rasa ini menyebabkan kemacetan di sejumlah ruas jalan di Semarang.

Aliansi mahasiswa di Semarang menyampaikan 12 tuntutan kepada pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Tuntutan tersebut mencakup isu kesejahteraan, pendidikan, dan kebebasan berpendapat. Mereka berharap tuntutan ini dapat direalisasikan demi kemajuan bangsa dan negara.

Aksi demonstrasi mahasiswa di Semarang diwarnai dengan spanduk bertuliskan "Indonesia Gelap" dan poster bergambar Prabowo Subianto. Mereka menyuarakan sejumlah tuntutan terkait isu-isu nasional. Aksi berlangsung di depan Gedung DPRD Jawa Tengah.

Sejumlah massa aksi melempari gerbang Kantor Gubernur Jawa Tengah dengan kotoran sapi. Aksi ini merupakan bentuk protes atas kebijakan pemerintah provinsi. Mereka menuntut pemerintah untuk mencabut kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat.

Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang menggelar demonstrasi menuntut efisiensi anggaran dan transparansi pemerintah daerah. Mereka menyoroti beberapa pos anggaran yang dinilai tidak efektif dan rawan korupsi. Aksi berlangsung di depan gedung DPRD Jawa Tengah.

Aksi demonstrasi mahasiswa di Semarang berlangsung ricuh. Massa aksi melemparkan kotoran sapi dan air comberan ke kantor Gubernur Jawa Tengah sebagai bentuk protes. Mereka menuntut pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat dan menindaklanjuti tuntutan mereka. Aparat kepolisian berjaga ketat untuk mengamankan situasi.