Tol Semarang-Demak: Inovasi Bambu Ramah Lingkungan
Pembangunan Tol Semarang-Demak memanfaatkan material bambu sebagai solusi ramah lingkungan untuk mengatasi masalah abrasi dan penurunan tanah. Penggunaan bambu geotekstil dan bronjong bambu terbukti efektif dalam memperkuat struktur tanah dan melindungi garis pantai, sekaligus memberdayakan masyarakat lokal melalui penyediaan lapangan kerja. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi proyek infrastruktur lainnya untuk mengadopsi pendekatan berkelanjutan.
Tol Semarang-Demak: Inovasi Matras Bambu untuk Lingkungan
PT Pembangunan Perumahan (PP) menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dalam proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak seksi 2 dengan memanfaatkan matras bambu. Inovasi ini digunakan sebagai pengganti material konvensional untuk memperkuat lapisan tanah dasar jalan, sekaligus mengurangi penggunaan material non-ramah lingkungan dan emisi karbon. Penggunaan matras bambu ini juga memberdayakan masyarakat lokal dalam proses produksinya, sehingga memberikan dampak positif secara ekonomi dan sosial.
Tol Semarang-Demak Gunakan 7 Juta Bambu
Pembangunan jalan tol Semarang-Demak sepanjang 27 kilometer memanfaatkan inovasi teknologi dengan penggunaan sekitar tujuh juta batang bambu sebagai matras atau alas konstruksi di atas tanah lunak. Bambu-bambu tersebut berfungsi untuk memperkuat dan menstabilkan struktur tanah dasar jalan tol, terutama di area rawa dan pesisir yang rentan penurunan.