Bayi Tewas Dicekik Brigadir Polisi di Depan Pasar Peterongan Semarang

Kronologi Lengkap Brigadir Ade Diduga Cekik Bayi di Depan Pasar Peterongan Semarang hingga Tewas

Seorang bayi berusia tiga bulan meninggal dunia setelah diduga dicekik oleh seorang anggota polisi berpangkat Brigadir di depan Pasar Peterongan, Semarang. Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (9/3/2025) dan dipicu oleh cekcok antara pelaku dengan ibu korban. Pelaku kini telah diamankan dan tengah menjalani proses hukum.

Mahasiswi di Semarang yang Bayinya Dibunuh Minta Perlindungan LPSK

Bayi Usia 2 Bulan Tewas Dicekik di Semarang, Ternyata Brigadir AK Menghilang Usai Korban Dimakamkan

Seorang mahasiswi di Semarang yang bayinya dibunuh oleh pacarnya sendiri meminta perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Ia merasa trauma dan terancam keselamatannya. Kondisi mahasiswi tersebut masih belum stabil pasca kejadian yang mengguncang tersebut.

Debt Collector Babak Belur Diamuk Massa di Jalan Raya Semarang

Video Viral Debt Collector Babak Belur Diamuk Massa di Jalan Raya Semarang-Purwodadi, Berikut Kronologinya

Sebuah video viral menunjukkan seorang debt collector babak belur dihajar massa di jalan raya Semarang. Insiden ini dipicu oleh dugaan perampasan sepeda motor milik seorang warga. Warga yang geram kemudian mengeroyok debt collector tersebut hingga babak belur. Polisi masih menyelidiki kasus ini dan mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri.

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang Segera Disidangkan

Kasus polisi tembak siswa SMK di Semarang segera disidangkan

Berkas perkara kasus penembakan terhadap seorang siswa SMK di Semarang oleh oknum polisi telah dinyatakan lengkap dan akan segera disidangkan. Persidangan akan digelar di Pengadilan Negeri Semarang. Tersangka dijerat pasal berlapis terkait penganiayaan dan penyalahgunaan senjata api.

Pengurus Pondok Pesantren di Semarang Berkomitmen Ciptakan Lingkungan Ramah Anak

Pengurus Ponpes di Semarang Tanda Tangani Komitmen Ramah Anak

Sejumlah pengurus pondok pesantren di Kota Semarang menandatangani komitmen untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak. Komitmen ini bertujuan untuk mencegah kekerasan dan diskriminasi terhadap anak di lingkungan pesantren. Mereka berkomitmen untuk memenuhi hak-hak anak, termasuk hak atas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan.