Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Hasanuddin dan Madukoro, Semarang, disinyalir tidak sesuai dengan keputusan Pemerintah Kota (Pemkot) terkait penataan ruang dan ketertiban umum.

Pemerintah Kota Semarang sedang mempertimbangkan untuk mengirim anggota gengster ke barak militer sebagai bagian dari upaya pembinaan dan penertiban.

Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang menggelar operasi premanisme dan berhasil mengamankan 27 orang yang diduga melakukan tindakan meresahkan masyarakat.

Aksi tawuran antar kelompok remaja kembali terjadi pada malam minggu, membuat resah warga sekitar. Kejadian ini melibatkan aksi kejar-kejaran hingga masuk ke gang-gang sempit.

Kepolisian Semarang mengamankan ratusan remaja yang melakukan konvoi kendaraan bermotor sambil bermain petasan. Mereka digelandang ke kantor polisi untuk pendataan dan pembinaan. Kendaraan yang digunakan juga turut diamankan sebagai barang bukti.

Sebanyak 278 pemuda yang melakukan konvoi dan menimbulkan keresahan warga dihentikan oleh pihak kepolisian. Mereka diberikan pembinaan dan diminta untuk membubarkan diri. Beberapa kendaraan bermotor yang tidak sesuai standar juga ditindaklanjuti oleh petugas.

Polisi mengamankan ratusan pemuda di Semarang karena melakukan konvoi yang mengganggu ketertiban umum. Mereka juga kedapatan membawa senjata tajam dan minuman keras. Konvoi tersebut dilakukan pada Minggu dini hari dan meresahkan warga. Para pemuda tersebut dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kepolisian Semarang mengamankan 278 pemuda yang melakukan konvoi dan mengganggu ketertiban umum. Mereka dibawa ke kantor polisi untuk pendataan dan pembinaan. Beberapa di antaranya kedapatan membawa senjata tajam.

Polrestabes Semarang menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait peredaran minuman beralkohol yang meresahkan. Penertiban dilakukan dengan melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap penjualan minuman beralkohol di wilayah hukumnya. Polisi juga mengimbau masyarakat untuk melapor jika menemukan penjualan minuman beralkohol yang melanggar aturan.

Patroli gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP di Kota Semarang meningkatkan keamanan dan ketertiban selama bulan Ramadan. Selain berpatroli, mereka juga membagikan makanan sahur kepada warga. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang kondusif dan aman bagi masyarakat yang menjalankan ibadah puasa.