Pemerintah Kota Semarang berencana membangun Sekolah Rakyat yang akan dimulai pada akhir tahun 2025. Sekolah ini akan berlokasi di wilayah Mangkang Wetan.

Pemerintah Kota Semarang telah merilis jadwal resmi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025 untuk jenjang TK hingga SMP. Pendaftaran akan dimulai pada bulan Juni.

Informasi penting mengenai jadwal Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tingkat TK, SD, dan SMP di Kota Semarang pada tahun 2025.

SMP Negeri 42 Semarang gencar membudayakan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) di lingkungan sekolah sebagai upaya menjaga kesehatan dan kebersihan.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menekankan pentingnya regenerasi pendonor darah dengan menyasar generasi muda melalui sosialisasi di sekolah-sekolah.

Wali Kota Semarang menyatakan bahwa sekolah seharusnya tidak memungut pembayaran yang berasal dari pemerintah, menekankan pentingnya pemanfaatan dana yang sudah dialokasikan.

Suasana haru dan bahagia menyelimuti hari pertama sekolah di Semarang. Selain kembali bertemu teman dan guru, siswa juga merayakan Halalbihalal, mempererat silaturahmi setelah Lebaran. Kegiatan ini berlangsung meriah dan penuh keakraban.

Alspero Indonesia berkolaborasi dengan siswa SMPN 2 Semarang membagikan 100 paket sembako kepada para pengemudi ojek online di Kota Semarang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kepedulian sosial dan bertujuan untuk meringankan beban ekonomi para pengemudi ojek online.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang menjelaskan konsep Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2025 yang tetap menggunakan sistem zonasi dengan beberapa penyesuaian. Perubahan ini bertujuan untuk pemerataan pendidikan dan mengakomodasi siswa-siswa berprestasi. Sistem zonasi akan dibagi menjadi tiga jalur, yaitu zonasi umum, zonasi afirmasi, dan zonasi prestasi. Jalur zonasi prestasi akan menggunakan nilai rapor dan nilai sekolah pengirim sebagai pertimbangan utama. Disdik juga menekankan pentingnya transparansi dan objektivitas dalam proses PPDB 2025.

Pemerintah Kota Semarang sedang mempertimbangkan kembali rencana penerapan sekolah 6 hari belajar. Hal ini didasari oleh masukan dari berbagai pihak, termasuk orang tua siswa yang merasa keberatan dengan kebijakan tersebut. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk menentukan langkah terbaik bagi dunia pendidikan di Kota Semarang.