Tarif Tol Semarang-Demak 2025 untuk Golongan I

3 Tempat Sahur di Semarang 2025 yang Menjadi Rekomendasi Warga Lokal - Kumparan

Tarif tol Semarang-Demak untuk kendaraan golongan I diperkirakan Rp1.125 per kilometer pada tahun 2025. Ini berarti untuk jarak tempuh total 27 kilometer, pengguna kendaraan golongan I akan membayar sekitar Rp30 ribu. Tarif ini masih perkiraan dan bisa berubah sewaktu-waktu.

Tol Semarang-Demak Seksi 1B Jadi Bagian Giant Sea Wall

Kementerian PU Sebut Tol Semarang-Demak Seksi 1B jadi Bagian Giant Sea Wall

Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B yang telah beroperasi sejak akhir Februari 2023, tak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi, tetapi juga sebagai tanggul laut raksasa atau giant sea wall. Kehadirannya diharapkan dapat mengatasi masalah banjir rob yang kerap terjadi di Semarang dan Demak. Konstruksi jalan tol ini menggunakan timbunan tanah dan dilengkapi dengan sistem drainase serta pompa untuk mencegah genangan air.

Fortuner Lawan Arus di Tol Semarang-Demak, Aksinya Viral

Bak Menantang Maut, Fortuner Pelat ''K" Lawan Arus Menuju Tol Semarang-Demak

Sebuah mobil Fortuner dengan pelat nomor K nekat melawan arus di jalan tol Semarang-Demak. Aksi berbahaya ini terekam kamera dan viral di media sosial. Pengemudi Fortuner tersebut tampak tak peduli dengan kendaraan lain yang melaju dari arah berlawanan.

Tol Semarang-Demak Terdampak Pemblokiran Anggaran Kementerian PU

Proyek Tol Semarang-Demak Ikut Terdampak Pemblokiran Anggaran di Kementerian PU

Proyek pembangunan Tol Semarang-Demak seksi 1B ruas Sayung-Demak terancam molor dari target penyelesaian Desember 2024 akibat pemblokiran anggaran di Kementerian PUPR. Pemblokiran ini berdampak pada tertundanya pembayaran kepada kontraktor, sehingga progres konstruksi menjadi terhambat.

Progres Konstruksi Tol Semarang-Demak Seksi 1B Capai 50 Persen

Pembangunan Tol Semarang-Demak Seksi 1B Telah Rampung 50 Persen

Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B telah mencapai progres 50 persen. Seksi ini sepanjang 16,3 kilometer dan membentang dari Sayung hingga Demak. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan mempercepat waktu tempuh perjalanan antara Semarang dan Demak, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

WIKA Tebar Inovasi Berkelanjutan di Pembangunan Tol Semarang-Demak

WIKA Tebar Inovasi Berkelanjutan di Pembangunan Tol Semarang-Demak

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menerapkan inovasi berkelanjutan dalam pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2. Proyek ini tidak hanya menghubungkan dua kota penting di Jawa Tengah, tetapi juga menjadi solusi inovatif untuk mengatasi masalah rob yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

Tol Semarang-Demak Seksi 1B Ditargetkan Rampung 2027

Wijaya Karya (WIKA) Targetkan Tol Semarang-Demak Seksi 1B Kelar di 2027

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menargetkan penyelesaian konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak seksi 1B pada tahun 2027. Proyek ini sempat tertunda akibat kendala pembebasan lahan. Saat ini, progres konstruksi jalan tol sepanjang 16,31 kilometer tersebut telah mencapai 44,34%.

Tol Semarang-Demak: Inovasi Bambu Ramah Lingkungan

Pembangunan Tol Semarang-Demak Pakai Bambu, Solusi Ramah Lingkungan atau Masalah Baru?

Pembangunan Tol Semarang-Demak memanfaatkan material bambu sebagai solusi ramah lingkungan untuk mengatasi masalah abrasi dan penurunan tanah. Penggunaan bambu geotekstil dan bronjong bambu terbukti efektif dalam memperkuat struktur tanah dan melindungi garis pantai, sekaligus memberdayakan masyarakat lokal melalui penyediaan lapangan kerja. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi proyek infrastruktur lainnya untuk mengadopsi pendekatan berkelanjutan.

Bambu: Inovasi Material Tol Semarang-Demak

Selain Pagar Laut, Ini Kehebatan Bambu dalam Pembangunan Tol Semarang-Demak

Bambu tak hanya dimanfaatkan sebagai pagar laut dalam proyek Tol Semarang-Demak, tetapi juga menunjukkan potensinya dalam konstruksi jalan tol tersebut. Material bambu digunakan untuk memperkuat struktur tanah dasar yang labil, khususnya di daerah rawa dan tambak, berkat sifatnya yang ringan, kuat, dan mudah didapat. Pemanfaatan bambu ini tak hanya efektif secara teknis, tetapi juga ramah lingkungan dan mendukung ekonomi lokal.