Tradisi Basuh Kaki Orang Tua, Uniknya Imlek di Semarang
Mencuci kaki orang tua merupakan tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa di Semarang menjelang Tahun Baru Imlek. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan bakti kepada orang tua, serta sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Ritual ini biasanya dilakukan oleh anak-anak dan cucu kepada orang tua dan kakek-nenek mereka, dengan penuh haru dan khidmat.
Tradisi Basuh Kaki Orang Tua Jelang Imlek di Semarang
Mencuci kaki orang tua menjadi tradisi unik yang dilakukan masyarakat Tionghoa di Semarang menjelang Imlek. Ritual ini merupakan bentuk penghormatan dan bakti anak kepada orang tua, serta ungkapan rasa syukur atas bimbingan dan kasih sayang yang telah diberikan. Prosesi basuh kaki biasanya dilakukan dengan air hangat yang telah dicampur bunga dan rempah-rempah, kemudian dilanjutkan dengan sungkem dan pemberian angpao.
6 Acara Seru Imlek di Pecinan Semarang
Semarang menawarkan beragam acara seru dan menarik dalam rangka perayaan Imlek di kawasan Pecinan. Mulai dari ritual sembahyang di Kelenteng Tay Kak Sie hingga pertunjukan barongsai dan liong yang memukau, pengunjung juga dapat menikmati gemerlap lampion, mencicipi kuliner khas Imlek, berburu pernak-pernik, serta menyaksikan Pasar Imlek Semawis yang meriah. Keberagaman acara ini menjadikan Pecinan Semarang destinasi yang wajib dikunjungi untuk merasakan kemeriahan dan keunikan perayaan Imlek.
Tradisi Sungkem Warga Tionghoa Semarang Jelang Imlek
Menjelang Imlek, warga Tionghoa di Semarang memiliki tradisi sungkem yang unik. Selain memberi hormat dengan berlutut dan membungkukkan badan, mereka juga membasuh kaki orang tua sebagai wujud bakti dan penghormatan. Ritual ini melambangkan rasa terima kasih atas jasa dan pengorbanan orang tua selama ini, serta permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan.
Dress Code Kebaya di Perayaan Imlek 2025 di PIS Semarang
Dalam rangka memeriahkan Imlek 2025, Pasar Imlek Semawis (PIS) di Semarang akan menerapkan dress code berkebaya. Kebijakan ini bertujuan untuk memadukan nuansa budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia, khususnya Jawa, sehingga menciptakan suasana yang unik dan menarik bagi pengunjung.
Pasar Semawis Meriahkan Imlek di Semarang
Pasar Semawis di Semarang kembali hadir memeriahkan perayaan Imlek tahun ini. Berbagai pernak-pernik khas Imlek seperti lampion, angpao, dan pernak-pernik dekorasi lainnya dapat ditemukan di pasar ini. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati beragam kuliner khas Tionghoa yang menggugah selera.
Semarang Bertabur Lampion Jelang Imlek
Menjelang perayaan Imlek, Kota Semarang dihiasi ribuan lampion yang berwarna-warni. Lampion-lampion tersebut dipasang di berbagai titik ikonik kota, seperti di kawasan Pecinan, Jalan Pandanaran, dan Simpang Lima, menciptakan suasana semarak dan meriah. Keindahan lampion ini menarik perhatian warga Semarang dan sekitarnya untuk menikmati suasana dan berfoto, menambah semarak perayaan Tahun Baru Imlek.
Semarang Bersinar dengan Ratusan Lampion Sambut Imlek 2576 Kongzili
Kota Semarang meriah menyambut Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili dengan memasang ratusan lampion yang menghiasi berbagai sudut kota.
Kirab Meriah Kampung Melayu Semarang: Barongsai dan Tari Saman
Kemeriahan terpancar dalam Kirab Budaya di Kampung Melayu Semarang. Barongsai dan tari Saman menjadi bagian dari parade yang memukau warga. Berbagai atraksi budaya lainnya turut memeriahkan acara tersebut, menciptakan suasana semarak dan penuh kegembiraan di tengah masyarakat.
Doa dan Ketok Pintu Kelenteng Awali Imlek di Pecinan Semarang
Perayaan Imlek di Pecinan Semarang diawali dengan doa dan tradisi unik "ketok pintu kelenteng" yang menandai dibukanya kelenteng untuk umum. Prosesi ini menjadi simbol dimulainya perayaan dan harapan akan keberuntungan di tahun baru. Ratusan warga Tionghoa memadati Kelenteng Tay Kak Sie untuk mengikuti ritual dan sembahyang.