Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang menggelar demonstrasi menolak revisi sejumlah undang-undang yang dianggap berpotensi mempersempit ruang kebebasan sipil. Mereka menyuarakan keprihatinan atas revisi UU ITE, KUHP, dan UU ASN yang dinilai membatasi kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berserikat.

Ribuan mahasiswa di Semarang menggelar demonstrasi, sehingga 1.167 personel polisi dikerahkan untuk mengamankan aksi tersebut.

Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES) membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk menjadi Calon Pegawai Tetap Non-ASN melalui proses seleksi. Lowongan ini tersedia untuk berbagai posisi tenaga kependidikan dengan persyaratan dan kualifikasi tertentu. Pendaftaran dibuka hingga batas waktu yang telah ditentukan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada pengumuman resmi Fakultas Kedokteran UNNES.

Universitas Semarang (USM) berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menambah jumlah dosen bergelar doktor. Rektor USM berharap penambahan dosen doktoral ini dapat meningkatkan kualitas pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Mahasiswa KKN Universitas Semarang di Desa Rejomulyo memberikan edukasi kepada warga mengenai pencegahan kebakaran. Edukasi ini mencakup materi tentang penyebab kebakaran, cara pencegahan, serta langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi kebakaran. Selain penyampaian materi, kegiatan ini juga dilengkapi dengan simulasi penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).

DPRD Kota Semarang mendesak Pemerintah Kota Semarang untuk segera memperbaiki jalan alternatif yang menghubungkan Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Kondisi jalan yang rusak parah tersebut dikeluhkan masyarakat dan mahasiswa karena membahayakan pengguna jalan serta mengganggu aktivitas ekonomi.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang mendesak pemerintah kota untuk segera memperbaiki jalan ambles di sekitar Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Universitas Diponegoro (Undip). Kondisi jalan yang rusak tersebut dinilai membahayakan pengguna jalan dan mengganggu aktivitas masyarakat.

Bagus Febrian, seorang pemuda difabel asal Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, memiliki semangat inspiratif untuk terus berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat. Meskipun mengalami keterbatasan fisik, ia gigih menekuni usaha pembuatan kerajinan keset dari kain perca dan bercita-cita mengembangkan usahanya agar dapat memberdayakan lebih banyak orang, khususnya para penyandang disabilitas. Keinginannya yang sederhana namun mulia adalah menjadi "orang bagus" yang memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.