Aksi Kamisan di Semarang menyuarakan tuntutan pencabutan Undang-Undang TNI yang dianggap bermasalah dan mendesak pemecatan seorang anggota polisi yang diduga melakukan pelanggaran.

Komando Siaga Inti (KSI) Garuda Inti Bayangkara Jawa Tengah (GRIB Jaya) Kabupaten Semarang menyatakan dukungannya terhadap Undang-Undang TNI yang baru dan berharap proses revisi berjalan lancar. Mereka berkomitmen untuk mengawal jalannya revisi UU TNI dan siap menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat. KSI GRIB Jaya juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan untuk menciptakan situasi yang kondusif.

Sejumlah mahasiswa di Semarang mengalami kekerasan fisik dan penangkapan oleh aparat saat menggelar demonstrasi menolak pengesahan revisi Undang-Undang TNI. Mereka ditangkap karena dianggap melakukan aksi di luar batas waktu yang ditentukan. Aksi tersebut merupakan bagian dari gelombang protes mahasiswa di berbagai daerah terhadap revisi UU TNI yang dianggap kontroversial.

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Semarang menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Tengah. Mereka menuntut pencabutan Undang-Undang TNI yang baru disahkan karena dinilai kontroversial dan berpotensi merugikan masyarakat sipil.

Polisi memberikan klarifikasi terkait penangkapan peserta demonstrasi penolakan Undang-Undang TNI di Semarang. Mereka menjelaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan karena adanya dugaan pelanggaran hukum.