Masyarakat Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, menggelar tradisi Nyadran di Goa Kreo. Tradisi yang digelar setiap Jumat Kliwon bulan Apit dalam penanggalan Jawa ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan berkah yang telah diberikan.
Prosesi diawali dengan ziarah ke makam Kyai Panembahan Senjoyo yang diyakini sebagai orang yang pertama kali membuka Goa Kreo. Setelah itu, warga berdoa bersama di Sendang Senjoyo, sebuah sumber mata air yang berada di dalam goa.
Puncak acara Nyadran adalah pelarungan kepala kerbau ke dalam Sendang Senjoyo. Kepala kerbau tersebut merupakan simbol pengorbanan dan permohonan agar dijauhkan dari segala malapetaka.
Tradisi Nyadran di Goa Kreo ini juga menjadi daya tarik wisatawan. Banyak wisatawan yang datang untuk menyaksikan prosesi tradisi yang sarat akan nilai-nilai budaya ini.
Selain pelarungan kepala kerbau, warga juga melarung sesaji berupa tumpeng dan berbagai macam hasil bumi. Sesaji tersebut merupakan wujud rasa syukur atas limpahan rezeki yang telah diberikan.
Tradisi Nyadran di Goa Kreo ini diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya leluhur. Selain itu, tradisi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Semarang.

Kategori: budaya, pariwisata, religi, tradisi, wisata
Tag:budaya, bulan apit, doa, goa kreo, jawa tengah, kepala kerbau, kesejahteraan, keselamatan, kesenian, kirab, nyadran, selasa kliwon, semarang, sendang senjoyo, sesaji, syukur, tradisi