Masyarakat Kelurahan Dadapsari, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang memiliki cara unik dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1444 H. Mereka menggelar tradisi "riyoyonan" yang diramaikan dengan pawai obor dan pembagian makanan kecil untuk anak-anak.
Riyoyonan merupakan tradisi turun temurun yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan antarwarga. Acara ini biasanya digelar menjelang bulan puasa. Anak-anak berkeliling kampung membawa obor dari bambu yang diisi minyak tanah sambil melantunkan lagu-lagu religi.
Salah satu tokoh masyarakat Dadapsari menjelaskan bahwa riyoyonan memiliki makna sebagai penerang, layaknya obor yang dibawa anak-anak. Tradisi ini diharapkan dapat menerangi jalan menuju kebaikan di bulan Ramadhan.
Selain pawai obor, tradisi ini juga dimeriahkan dengan pembagian makanan kecil atau jajanan pasar. Anak-anak yang berpartisipasi dalam pawai akan mendapatkan bingkisan makanan. Hal ini menambah keseruan dan kegembiraan dalam menyambut bulan suci.
Riyoyonan menjadi salah satu wujud kearifan lokal yang masih lestari di tengah perkembangan zaman. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan semangat berbagi kepada generasi muda. Diharapkan riyoyonan dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya yang berharga.
