Warga Dusun Pucung, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, berkumpul di Sendang Gede untuk melaksanakan tradisi Sadranan. Tradisi ini digelar setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan, terutama limpahan rezeki dan hasil bumi yang melimpah.
Prosesi Sadranan diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa. Setelah doa selesai, warga menikmati hidangan yang telah dibawa bersama. Berbagai macam makanan tradisional dan hasil bumi seperti nasi tumpeng, buah-buahan, dan sayuran tersaji dalam tradisi ini.
Tradisi Sadranan di Sendang Gede bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Suasana kebersamaan dan kekeluargaan sangat terasa dalam acara ini. Warga saling bertegur sapa dan berbagi cerita, menciptakan keakraban di antara mereka.
Selain sebagai ungkapan rasa syukur dan ajang silaturahmi, Sadranan juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya leluhur. Tradisi ini telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi dan terus dijaga kelestariannya oleh masyarakat Dusun Pucung. Mereka berharap tradisi ini dapat terus dilestarikan agar tidak punah tergerus zaman.
Sendang Gede sendiri dipercaya oleh warga setempat sebagai sumber mata air yang membawa berkah. Oleh karena itu, Sendang Gede dipilih sebagai lokasi pelaksanaan tradisi Sadranan. Melalui tradisi ini, warga berharap agar Sendang Gede tetap lestari dan terus memberikan manfaat bagi masyarakat.

Kategori: budaya, religi, tradisi
Tag:budaya, jawa tengah, pucung, sadranan, sedekah bumi, semarang, sendang gede, tradisi