Wali Kota Semarang tengah mengkaji wacana penerapan sistem sekolah enam hari bagi siswa di Kota Semarang. Tujuan utama dari wacana ini adalah untuk memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa dalam memperdalam ilmu agama, khususnya mengaji.
Menurut Wali Kota, penambahan satu hari sekolah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan, seperti mengaji, pendalaman kitab suci, dan kegiatan kerohanian lainnya. Hal ini dianggap penting untuk memperkuat karakter dan moral siswa di tengah perkembangan zaman yang semakin kompleks.
Wacana ini masih dalam tahap pengkajian dan belum diputuskan secara resmi. Pemerintah Kota Semarang akan melakukan pembahasan lebih lanjut dengan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan, tokoh agama, komite sekolah, dan orang tua siswa, untuk mendapatkan masukan dan pertimbangan yang komprehensif.
Munculnya wacana ini mendapat respon beragam dari masyarakat. Sebagian mendukung dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama siswa. Namun, sebagian lain menyatakan keberatan dengan pertimbangan beban belajar siswa yang mungkin bertambah dan waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang menjadi berkurang.
Pemerintah Kota Semarang menegaskan akan mempertimbangkan dengan matang semua aspek terkait sebelum mengambil keputusan. Kajian mendalam akan dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil nantinya bermanfaat bagi perkembangan siswa secara utuh, baik dari segi akademik maupun pembentukan karakter.

Kategori: kebijakan publik, pemerintahan, pendidikan
Tag:agama, enam hari, enam hari sekolah, kebijakan pendidikan, kenakalan remaja, mengaji, pendidikan, sekolah, semarang, siswa, wacana