Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menghadiri panen perdana Jabungan Ecofarm di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, pada Rabu (26/7). Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara warga RW 03 Kelurahan Jabungan dengan Unimus, yang mengubah lahan kosong menjadi kebun produktif. Kebun ini menjadi contoh nyata penerapan urban farming yang berhasil di Kota Semarang.
Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota, memberikan apresiasi atas keberhasilan warga Jabungan dalam memanfaatkan lahan tidur. Ia juga menekankan pentingnya urban farming untuk ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Dengan adanya kebun seperti ini, warga dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan bahkan menghasilkan pendapatan tambahan.
Berbagai jenis sayuran ditanam di Jabungan Ecofarm, antara lain sawi, kangkung, terong, tomat, dan cabai. Hasil panen ini kemudian didistribusikan kepada warga sekitar dan sebagian dijual untuk keberlanjutan kebun. Sistem pengelolaan yang baik dan partisipasi aktif warga menjadi kunci keberhasilan Jabungan Ecofarm.
Mbak Ita berharap inisiatif serupa dapat direplikasi di wilayah lain di Kota Semarang. Pemerintah Kota akan mendukung penuh pengembangan urban farming melalui penyediaan pelatihan, pendampingan, dan akses pasar. Urban farming diharapkan menjadi solusi bagi keterbatasan lahan di perkotaan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jabungan Ecofarm juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya pertanian perkotaan. Dengan belajar bertani, mereka dapat memahami proses produksi pangan dan menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan.
Selain aspek ekonomi dan ketahanan pangan, urban farming juga berkontribusi pada penghijauan kota dan pelestarian lingkungan. Lahan-lahan kosong yang sebelumnya tidak produktif kini berubah menjadi ruang hijau yang bermanfaat.
Keberadaan Jabungan Ecofarm juga memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong antarwarga. Mereka bekerja sama dalam mengelola kebun, mulai dari penanaman, perawatan, hingga panen. Hal ini menciptakan iklim sosial yang positif dan harmonis di lingkungan tersebut.
Mbak Ita optimis bahwa urban farming dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi kerakyatan di Kota Semarang. Dengan dukungan yang tepat dan pengelolaan yang berkelanjutan, urban farming dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat.
Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan urban farming melalui berbagai program dan kebijakan. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pertanian perkotaan dan merasakan manfaatnya.
Jabungan Ecofarm menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain dalam mengembangkan urban farming. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa dengan kolaborasi dan inovasi, lahan terbatas di perkotaan dapat diubah menjadi sumber pangan dan penghasilan bagi masyarakat.
Mbak Ita juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta mendukung program urban farming. Dengan partisipasi aktif dari berbagai pihak, urban farming dapat berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat yang lebih luas.
Keberhasilan panen perdana Jabungan Ecofarm menjadi momentum penting bagi perkembangan urban farming di Kota Semarang. Ini merupakan langkah awal yang menjanjikan untuk mewujudkan kota yang mandiri pangan dan berkelanjutan.
