Kegeraman warga terdampak banjir di wilayah Semarang, khususnya di sekitar Kali Tenggang, mencapai puncaknya. Ratusan warga mendatangi rumah pompa Kali Tenggang yang terletak di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, pada Minggu (6/8/2023). Aksi ini merupakan buntut dari banjir yang kembali merendam permukiman mereka. Warga merasa penanganan banjir yang dilakukan pemerintah belum optimal dan menuntut solusi konkret.
Kedatangan warga ke rumah pompa tersebut dipicu oleh luapan Kali Tenggang yang kembali menggenangi rumah mereka. Banjir susulan ini terjadi setelah hujan deras mengguyur Kota Semarang pada Sabtu (5/8/2023) malam. Ketinggian air bervariasi, mulai dari betis hingga pinggang orang dewasa, dan mengakibatkan aktivitas warga terganggu. Rasa frustrasi dan kekecewaan warga semakin memuncak karena banjir seolah menjadi langganan di wilayah mereka.
Dalam aksi tersebut, warga menyampaikan keluh kesah mereka terkait dampak banjir yang berulang. Mereka mengeluhkan kerugian materiil yang terus bertambah akibat banjir, serta gangguan kesehatan yang muncul karena lingkungan yang kotor dan tergenang air. Warga mendesak pemerintah untuk segera mencari solusi permanen agar banjir tidak lagi terulang di kemudian hari.
Salah satu tuntutan warga adalah pengoptimalan fungsi rumah pompa Kali Tenggang. Mereka menduga rumah pompa tersebut tidak berfungsi secara maksimal sehingga air tidak terbuang dengan cepat. Warga juga meminta pemerintah untuk melakukan normalisasi Kali Tenggang agar daya tampung air meningkat.
Selain itu, warga juga menuntut adanya transparansi dan komunikasi yang lebih baik dari pemerintah terkait penanganan banjir. Mereka merasa belum mendapatkan informasi yang memadai mengenai langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan banjir di wilayah mereka.
Aksi warga ini mendapat respon dari pihak terkait. Perwakilan pemerintah dan pengelola rumah pompa hadir di lokasi untuk mendengarkan aspirasi warga. Mereka berjanji akan segera menindaklanjuti tuntutan warga dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan banjir.
Dalam pertemuan tersebut, dijelaskan bahwa salah satu kendala dalam pengoperasian rumah pompa adalah keterbatasan daya listrik. Pihak pengelola rumah pompa menyatakan akan berkoordinasi dengan PLN untuk meningkatkan daya listrik agar pompa dapat beroperasi secara optimal. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk melakukan normalisasi Kali Tenggang secara bertahap.
Meskipun demikian, warga tetap berharap agar janji-janji tersebut segera direalisasikan. Mereka menginginkan solusi konkret dan tindakan nyata dari pemerintah, bukan hanya sekadar janji belaka. Warga juga menegaskan akan terus mengawasi dan mengawal proses penanganan banjir hingga permasalahan tersebut benar-benar teratasi.
Banjir yang terus berulang di wilayah Semarang ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Diperlukan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ini. Selain infrastruktur, juga diperlukan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air.
Semoga dengan adanya dialog dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, permasalahan banjir di Semarang dapat segera teratasi dan warga dapat hidup dengan aman dan nyaman tanpa khawatir akan ancaman banjir.
