Beberapa warga di Semarang menceritakan perjuangan mereka menghadapi banjir rob yang terus terjadi. Demi menghindari dampak banjir, mereka rela menjual aset berharga seperti tanah, perhiasan, bahkan kendaraan untuk membiayai peninggian rumah. Salah satu warga mengaku telah menghabiskan puluhan juta rupiah untuk meninggikan lantai rumahnya hingga satu meter.
Namun, meski telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, upaya mereka belum sepenuhnya berhasil. Banjir rob masih menggenangi rumah mereka, walaupun dengan ketinggian yang lebih rendah. Kondisi ini membuat mereka merasa frustrasi dan khawatir akan dampak banjir yang berkepanjangan terhadap kesehatan dan perekonomian keluarga.
Mereka mengeluhkan banjir yang seolah menjadi rutinitas tahunan dan belum ada solusi konkret dari pemerintah. Harapan mereka, pemerintah dapat segera mengatasi permasalahan banjir rob ini, bukan hanya dengan memberikan bantuan sementara, tetapi dengan solusi jangka panjang yang efektif. Mereka juga berharap ada perhatian lebih terhadap kondisi infrastruktur di wilayah mereka.
Selain meninggikan rumah, warga juga melakukan berbagai upaya lain untuk mengurangi dampak banjir, seperti membuat tanggul darurat secara swadaya dan menyimpan barang-barang berharga di tempat yang lebih tinggi. Namun, upaya-upaya tersebut dirasa belum cukup dan mereka tetap membutuhkan intervensi dari pemerintah.

Kategori: banjir, bencana alam, ekonomi, infrastruktur, lingkungan, perkotaan, perumahan, properti, semarang, sosial
Tag:adaptasi, aset, banjir, banjir rob, infrastruktur, jawa tengah, jual aset, keluhan, meninggikan rumah, mitigasi, pemerintah daerah, peninggian rumah, penurunan tanah, perubahan iklim, rob, semarang, solusi, tinggikan rumah, warga